1. Supporter The Jakmania
Bintangsport.com - Suporter sepak bola satu ini memang tak bisa dipungkiri di kutip dari merdeka.com yang paling sering bikin onar. Tercatat hampir setiap pertandingan, khususnya saat Persija Jakarta kalah, rusuh tak bisa dihindarkan.
Seperti yang terjadi pada Jumat (24/5) kemarin, tepatnya pada saat pertandingan sepak bola Persija melawan Sriwijaya FC di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), kerusuhan terjadi akibat ulah suporter The Jakmania yang masuk ke lapangan.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Awi Setiyono mengatakan, peristiwa itu terjadi saat gawang Persija kemasukan gol dengan skor unggul 1-0 untuk Sriwijaya FC.
"Setelah Persija kemasukan 0-1 dari Sriwijaya ada salah satu suporter Persija (The Jakmania) masuk lapangan dan memicu temannya memasuki lapangan sehingga pertandingan dihentikan," ujar Awi di Jakarta, Sabtu (25/6).
Para suporter yang diikuti rekan lainnya itu masuk ke tengah lapangan, setelah menjebol pagar sektor 13 dan 14 di SUGBK Jakarta Pusat tersebut. Petugas yang berjaga pun langsung berupaya mengendalikan massa dan menyisir suporter yang berupaya melempari polisi di pintu sektor 8. Akibatnya, sebanyak 14 suporter diamankan oleh pihak berwajib.
Tak hanya itu, selang beberapa jam kerusuhan di GBK, suporter Persija kembali berbuat onar. Ratusan pendukung Persija Jakarta atau dikenal The Jakmania, digelandang ke Markas Polresta Bekasi pada Jumat (24/6) malam. Mereka menghajar pedagang bakso hingga babak belur. Alasannya sepele, pedagang bakso dikeroyok karena memakai baju Persib.
Kapolresta Bekasi, Kombes Awal Chairudin mengatakan, sebanyak 141 suporter Persija digelandang ke kantor polisi setelah membuat onar di Kampung Gombong, Desa Pasir Gombong, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi kemarin malam sekitar pukul 20.30 WIB.
"Mereka terdiri dari 15 wanita dan 126 pria dan harus menginap semalam di Mapolresta Bekasi," kata Awal, Sabtu (25/6).
Menurut dia, para pendukung Persija tersebut terpaksa digelandang petugas setelah tiga suporter EA (18), DB (20) dan AP (15) melakukan pengeroyokan terhadap seorang pedagang bakso di Cikarang Utara. Adapun, motif pengeroyokan karena korban, NR (22) mengenakan kaus Persib Bandung yang merupakan rival Persija.
"Mereka hendak menuju ke Jakarta menggunakan empat bus. Namun, sampai di lokasi dua suporter melihat korban di dalam kios bakso menggunakan kaus Persib," katanya.
Alhasil, ke dua pelaku turun dari bus dan mendatangi korban. Disusul satu pelaku lain. Merasa ada pendukung Persija, korban lalu melarikan diri ke dapur. Rupanya korban dikejar dan dipukuli hingga mengalami babak belur.
"Seluruh suporter kemudian turun, kami yang mendapatkan laporan segera ke lokasi, dan mengamankan situasi. Kemudian ratusan suporter dibawa ke Polres," tutupnya.
2. Bonek Mania
Bintangsport.com - Pendukung Persebaya Surabaya ini juga terbilang salah satu dari sekian suporter yang gemar sekali berulah. Bahkan tak jarang mengakibatkan orang meninggal dunia akibat ulah mereka.
Seperti beberapa waktu lalu, ratusan Bonek Mania, mengadang puluhan suporter Arema yang akan berangkat ke Stadion Maguwoharjo Sleman, Yogyakarta. Dua orang anggota Aremania tewas dalam insiden penyerangan itu.
Kapolres Sragen AKBP Ari Wibowo saat dikonfirmasi merdeka.com membenarkan kejadian bentrokan tersebut. Menurut dia, kedua kelompok suporter akan berangkat ke Sleman untuk mendukung timnya masing-masing dalam lanjutan 8 besar Piala Sudirman. Kedua pendukung laskar Singo Edan yang tewas adalah, Eko Prasetyo (30) warga RT 19/04 Pandesari Batu Malang dan sopir Suzuki Carry, Slamet warga Malang.
Informasi yang dihimpun di lapangan menyebutkan, bentrokan antara Aremania dan Bonekmania terjadi di dua lokasi, yakni di SPBU Jatisumo, Kecamatan Sambungmacan, perbatasan Jawa Tengah dengan Jawa Timur dan Desa Nglorok, Sragen, sekitar pukul 04.30 WIB.
Aksi bonek lainnya yakni ketika mereka rusuh di jembatan Suramadu. Dalam kejadian ini, Polisi dari Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya menetapkan 25 orang bonek sebagai tersangka.
Penetapan tersangka tersebut berdasarkan dari hasil pemeriksaan, dilakukan oleh penyidik terhadap 42 orang diamankan saat kerusuhan. Hasilnya hanya 25 orang yang ditetapkan sebagai tersangka.
"Mereka semua ditetapkan tersangka merupakan yang ikut terlibat melakukan pengerusakan di Jembatan Suramadu," kata Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, AKP Ardian Satrio Utomo, Sabtu (7/5).
Namun, ke 25 tersangka tersebut, penahanannya dipindah ke Markas Kepolisian Daerah Jawa Timur. Sebab, ruang tahanan Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, penuh, tidak bisa menampung tersangka pengerusakan mobil plat N yang di Jembatan Suramadu.
Menurut Ardian, panggilan akrabnya, dari 25 orang tersangka, 18 itu masih di bawah umur. Tapi, perkara tetap dilanjutkan, meski itu di bawah umur.
"Tahanan kita pindahkan di Polda Jatim, tapi penanganannya tetap kita (Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya)," ucap dia.
Polisi berani melakukan penahanan, karena berdasarkan satu orang yang melaporkan ke polisi. Kalau mobilnya itu menjadi korban pengerusakan yang dilakukan oleh ulah anak muda, saat di pintu masuk tol Jembatan Suramadu.
"Baru satu orang yang melapor secara resmi, korbannya itu yang mengendari mobil Nissan Grand Livina," tandas dia.
Perlu diketahui, penangkapan dan penahan tersangka itu berawal dari suporter yang melakukan pengerusakan mobil pada Kamis (5/5) malam. Saat itu suporter melakukan sweeping dan pengerusakan di pintu masuk tol Jembatan Suramadu untuk mencari suporter Arema Malang. Sebab, Jumat (6/5) ada pertandingan sepakbola antara Madura United melawan Arema Cronus, di Stadion Bangkalan, Madura.
Polisi kemudian membubarkan, dengan mengeluarkan gas air mata. Serta mengamankan banyak orang. Setelah itu, dilakukan pemeriksaan dan menetapkan 25 orang tersangka.
3. Aremania
Bintangsport.com - Selain The Jakmania, suporter sepak bola dari Malang ini pun kerap kali kedapatan berbuat rusuh. Suporter Aremania, tak jarang dari mereka digiring oleh pihak kepolisian.
Seperti belum lama ini, polisi mengamankan tiga orang yang diduga sebagai provokator pendukung klub sepak bola di sektor 15 Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, saat pertandingan final Piala Bhayangkara Persib vs Arema.
Ketiga provokator itu diduga dari suporter Arema Cronus (Aremania), lantaran terlihat membawa baju Arema Cronus. Mereka dibawa polisi keluar dari dalam area SUGBK, sesaat sebelum Presiden Joko Widodo (Jokowi) tiba di sana. Ketiga pria tersebut dibawa keluar area SUGBK tanpa mengenakan pakaian. Saat ini pertandingan sedang berlangsung.
Ketiganya digiring keluar dari SUGBK dengan cepat oleh anggota kepolisian sambil berlari. Sehingga, awak media yang hendak mengabadikan momen dibawanya ketiga orang provokator tersebut tidak sempat mengambil gambar.
Selain itu, beberapa suporter Aremania juga sempat diamankan polisi saat merusuh di laga Final Piala Bhayangkara di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, beberapa waktu lalu.
Aremania telah memanaskan suasana Gelora Bung Karno dengan nyanyian yang menyerang Bobotoh. Saat sedang menyanyikan yel-yel di depan pintu XII GBK, terlihat beberapa Bobotoh melintas di lokasi tak jauh dari tempat Aremania. Saat Bobotoh melintas, Aremania tampak memancing emosi beberapa Bobotoh. Sejumlah Aremania menyebut Persib akan keok dalam pertandingan malam nanti.
Mendapat serangan dan yel-yelan dari lawan, para Bobotoh tampak tak terpancing emosinya. Saat kejadian itu, aparat dari Polda Metro Jaya langsung bertindak dan mengamankan seorang Aremania yang dianggap provokator. "Kalian ini sudah deklarasi akan damai," kata seorang polisi saat mengamankan seorang suporter Aremania di Stadion GBK, Jakarta, Minggu (3/4).
4. Bobotoh
Pendukung sepak bola Persib Bandung tak kalah sering berbuan onar. Terlebih lagi, jika bobotoh bertemu musuh bebuyutannya The Jakmania.
Seperti yang terjadi pada 9 November 2014 lalu.pendukung Persib Bandung terbelit dengan warga di Tol Jagakarsa, Jakarta Selatan. Kerusuhan ini diduga berawal dari aksi Bobotoh.
Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan AKBP Indra Siregar mengatakan, sudah mengamankan enam orang Bobotoh. Sebab, lemparan batu pertama kali dilakukan oleh suporter berseragam biru sehingga memancing terjadinya tawuran.
"Pengamanan terhadap enam orang. Masih pemeriksaan saksi dan cek lokasi. Untuk penangan kerusakan oleh Polsek Jagakarsa," jelasnya saat dihubungi merdeka.com, Minggu(9/11).
Dia menambahkan, akibat aksi tersebut terjadi kerusakan akibat lemparan batu, di antaranya rumah, mobil dan motor. Bahkan akibat tawuran ini ada korban luka-luka.
"Kerusakan terjadi pada rumah dan orang-orang yang ada di situ dan tukang ojek. Korban (tawuran) tukang ojek dan pengendara lewat, dan masih didalami," jelas Indra.
Sedangkan, Kapolsek Jagakarsa Kompol Husaima mengatakan, bus rombongan bobotoh berhenti karena terjadi tawuran. Dan yang melakukan aksi pelemparan batu pertama kali adalah dari pendukung Persib.
Akibatnya memancing pengendara yang terkena lemparan batu membalas, hingga terjadi keributan. "Nah, ini yang kita dalami dong, apa penyebab bus berhenti hingga membuat warga terpancing," ujarnya
Petugas membawa suporter Aremania ke pos polisi terdekat. Setelah itu, suasana di sekitar Stadion Utama Gelora Bung Karno kembali kondusif.
0 Comments